Pages

Blogger Tricks
Blogger Tricks
Blogger Tricks
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Sabtu, 05 Oktober 2013

Perubahan Ada di Tangan Anda



Perubahan Ada di Tangan Anda
Inilah.com, Jakarta - Dalam Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) 2030, ditetapkan penduduk DKI Jakarta hanya mencapai 12,5 juta orang. Padahal saat ini berdasarkan hasil sensus 2011, populasi penduduk Jakarta sudah mencapai 9,6 juta jiwa ditambah warga luar yang beraktivitas di Jakarta pada siang hari sebanyak 2,5 juta (Wahyu Praditya Purnomo;2011). Dalam wacana baru-baru ini, terdapat isu melonjaknya pendatang baru DKI Jakarta tahun 2013 yang akan mencapai 52.166 orang. Hal tersebut semakin menambah deretan masalah yang sudah timbul di kota megapolitan Jakarta.
Republika.co.id, Jakarta - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta mendata, pendatang DKI Jakarta yang baru akan meningkat tahun 2013 ini. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta Purba Hutapea di Lapangan IRTI, Monas, Rabu (31/7) mengatakan berdasarkan data BPS jumlah pendatang DKI Jakarta 2013 sebanyak 52.166. Secara rinci dia menjelaskan sebanyak 32.011 akan menetap di DKI Jakarta. Sebanyak 15.413 orang tidak menetap dan 4.742 orang akan menetap di luar DKI Jakarta (Aditya Pradana Putra;2013). Dengan kepadatan penduduk yang semakin meningkat dan penambahan kendaraan di Jakarta yang tidak disertai pelebaran atau penambahan jalan, akan mengakibatkan kemacetan yang tidak bisa lagi terelakkan. “Apa penawaran yang diberikan para stakeholder ibukota?”.
Ini jawabannya, untuk mengatasi masalah tersebut, solusi Gubernur Jakarta Joko Widodo adalah pembangunan monorel. Monorel merupakan sarana transportasi yang menggunakan satu rel dan bersifat light transport (transportasi ringan). Sekarang yang jadi pertanyaannya, “Kapan pelaksanaan pembangunan monorel dijalankan?” dan “Bagaimana dengan rutenya?”.
Pertengahan Oktober 2013, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dijadwalkan melakukan peletakan batu pertama proyek pembangunan monorel di Ibu Kota senilai Rp 7 triliun. Dan untuk pengoprasiannya, Direktur PT Jakarta Monorail Sukmawaty menyebutkan monorel Jakarta diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2016 yang dapat mengangkut 200.000 sampai 300.000 penumpang sehari (Kompas;2013).
Rute monorel di Jakarta direncanakan dua koridor, yaitu blue line dan green line. Koridor blue line lurus sepanjang 14,2 kilometer dari Kampung Melayu menuju Tanah Abang melintasi 12 stasiun. Rutenya meliputi Tebet-Dr Saharjo-Menteng Dalam-Casablanca-Ambasador-Sudirman WTC-Menara Batavia-Dukuh Atas-Kebon Kacang-Tanah Abang-Cideng-Tomang-Taman Anggrek. Sekali jalan, monorel blue line membawa 18 gerbong kereta. Sementara koridor green line sepanjang 14,8 kilometer memiliki jalur melingkar dengan 15 stasiun, yaitu Casablanca-Taman Rasuna-Kuningan Sentral-Setiabudi Utara-Karet-Pejompongan-Palmerah-Stadion Madya-Plaza Senayan-Gelora Bung Karno-SCBD-Polda Metro Jaya-Satria Mandala-Gran Melia-Casablanca. Sekali jalan, monorel green line membawa 10 gerbong kereta (Kompas;2013).
Pembangunan tersebut dapat mengurangi kemacetan di Jakarta. Namun, ada permasalahan baru yang timbul belakangan ini. Misalnya, isu mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car)  yang berada di Jakarta. Isu mobil murah dinilai berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah. Berdasarkan riset PG Asset Management, beberapa analis ekonomi berpendapat program mobil murah akan membuat beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan membengkak. Hal ini diperkirakan akan menambah kuota impor BBM dan selanjutnya akan membuat defisit neraca berjalan Indonesia (bisnis.com;2013). Dengan adanya isu tersebut, timbul beberapa kontra dari masyarakat terutama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Karena, dengan diluncurkannya mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car) akan menambah kemacetan yang terjadi di kota Jakarta serta Jawa Tengah.
Masyarakat pasti tau hal mana yang dapat merubah kemacetan Jakarta, mau membeli mobil murah dan ramah lingkungan tersebut dengn resiko kemacetan Jakarta semakin bertambah parah atau mendukung program pemerintah untuk mengurangi kemacetan yang ada. Perubahan suatu daerah tergantung kebijakan pemerintahnya serta dukungan masyarakatnya. Perubahan suatu daerah ada pada warganya.